Usahaku

Aneka Percetakan

product

Harga Mulai: Rp 1.500

Detail | Mau Order

Aneka Konveksi

product

Harga Mulai: Rp 19.500

Detail | Mau Order

Aneka Mainan Edukatif

product

Harga Mulai: Rp 12.000

Detail | Mau Order

Aneka Percetakan

product

Harga Mulai: Rp 1.500

Detail | Mau Order

Aneka Konveksi

product

Harga Mulai: Rp 19.500

Detail | Mau Order

Aneka Mainan Edukatif

product

Harga Mulai: Rp 12.000

Detail | Mau Order

Aneka Percetakan

product

Harga Mulai: Rp 1.500

Detail | Mau Order

Aneka Konveksi

product

Harga Mulai: Rp 19.500

Detail | Mau Order

Aneka Mainan Edukatif

product

Harga Mulai: Rp 12.000

Detail | Mau Order

Hikmah Dalam Cerita: Jembatan

Jembatan

Dua orang bersaudara tinggal di suatu ladang. Dulu mereka hidup nyaman, saling bantu, dan saling
tolong. Namun, karena suatu masalah, kini mereka berselisih. Kasih sayang yang berlangsung selama
hidup berdampingan sepuluh tahun sirna dalam sekejap. Awalnya hanya kesalahpahaman kecil. Lalu
menjadi saling ejek dan saling maki, setelah tak bertegur sapa selama seminggu.

Pada suatu pagi si kakak kedatangan tamu. Rupanya seorang tukang kayu yang datang lengkap
dengan kotak perkakasnya. "Saya mencari kerja. Apakah anda punya pekerjaan buat saya?" tanya si
tukang kayu itu. "O ya," kata si Kakak. "Saya punya satu pekerjaan untukmu. Coba lihat di sana, di
ladang sebelah sana. Di sana tinggal tetangga saya. Ehmm, sebenarnya adik saya. Dua minggu lalu dia
membuat masalah dengan saya. Sebelumnya di sana ada sebuah tanah lapang, tapi dia telah menguruk
tanah itu dan kini ada sebuah lembah kecil di sana. Mungkin ia ingin membatasi tanahnya dengan
lembah itu."

"Tapi," dia berkata lagi, "Saya bisa lakukan yang lebih baik daripada dia. Kamu lihat kumpulan kayu
yang di lumbung itu? Saya ingin kamu membuat pagar. Dan ingat, tingginya harus 10 meter sehingga
dia tak akan bisa lagi melihat ladang saya lagi. Saya ingin memberinya pelajaran."
"Baiklah, saya bisa mengerti masalahnya," jawab si tukang kayu. "Sekarang, tunjukkan dimana palu dan
paku supaya saya bisa mulai bekerja. Saya akan membuat Anda senang dengan pekerjaan saya ini."
Sang kakak menunjukkan tempat perkakas miliknya, lalu pergi ke kota untuk membeli beberapa barang
sehari-hari. Ia juga berpesan kepada si tukang kayu untuk menyelesaikan tugasnya itu dalam seminggu.
Jadi, selesai tepat saat ia kembali dari kota.

Tibalah saat itu. Matahari hampir tenggelam ketika sang kakak tiba dari kota. Ia langsung menuju
"perbatasan" ladang itu. Matanya terbelalak. Betapa kagetnya ia, sebab di sana tidak dilihatnya pagar.
Yang ada justru sebuah jembatan yang menghubungkan ladangnya dengan ladang adiknya. Di ujung
jalan yang lainnnya, sang adik ternyata telah berdiri sambil melambai-lambaikan tangan. Dalam
temaram senja kedua kakak-beradik itu bertemu di tengah jembatan.
Sang adik berkata, "Kak, engkau begitu baik telah membuatkan satu jembatan buat kita berdua. Padahal
aku yang memulai segalanya. Aku yang membuat lembah ini sebagai batas di antara kita. Engkau
begitu baik, walaupun atas segala yang pernah kuucapkan dan telah kuperbuat."
Sang kakak tak menyangka seperti ini kejadiannya. Sebenarnya ia ingin juga membuat batas di antara
mereka. Kedua tangan kakak-beradik itu lalu terbuka untuk saling berpelukan. Di tempat yang agak jauh
si tukang kayu menyaksikan adegan itu. Kemudian memanggung pekakasnya. Bersiap pergi. Tapi, ekor
mata si kakak segera menangkapnya. "Heiitunggu! Jangan pergi! Aku punya pekerjaan lain untukmu,"
teriak si kakak memanggil si tukang kayu.
"Saya ingin sekali berada di sini dan merasakan kebahagiaan kalian," kata si tukang kayu. "Tapi, masih
banyak jembatan lagi yang harus kubangun. Terima kasih."

Teman, jembatan antarmanusia adalah cinta dan kasih sayang. Dalam cinta kita akan menemukan
saling pengertian, pengharapan, welas asih, perhatian, peneguhan, dukungan, semangat, dan banyak
hal lainnya. Jika tak bisa menemukan cara untuk memberikan kasih kepada banyak orang, setidaknya
kita punya cara untuk mengingat bahwa kita telah lakukan yang terbaik.
Sesungguhnya yang kita butuhkan hanyalah sedikit sentuhan bahwa sebenarnya kita adalah satu dan
punya keinginan yang sama:
DICINTAI dan MENCINTAI.


Disadur dari buku :
Kekuatan Cinta "30 Nasihat Bagi Jiwa Perindu Nur Illahi"
Irfan Toni Herlambang
Wujudkan


Wujudkan ukhuwah anda dengan memberitahukan web www.mastinobisa.blogspot.com dan/atau mengirimkan artikel ini kepada teman, saudara/famili anda. InsyaAllah teman anda akan senang sebab anda telah mengajak teman/saudara anda kepada kebaikan dan cukuplah Allah yang membalas niat baik anda.

Artikel Ini saya dapatkan dari internet berbentuk ebook bertuliskan sumbernya www.sahabatmuslim.com dan karena mengandung banyak hikmah maka sy posting dalam web tercinta ini: www.mastinobisa.blogspot.com , semoga ada bermanfaat buat semuanya. Amin

No Response to "Hikmah Dalam Cerita: Jembatan"

Posting Komentar